01.30 |
Diposting oleh
afternoon child
Pentingnya Pujian
bagi Anak Berkesulitan Belajar
Teks: Nanan Isman salman
Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar tak bisa dianggap sepele. Pola penanganan yang tidak tepat bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak. Secara umum, anak berkesulitan belajar membutuhkan pola lain agar bisa berkembang, yaitu melalui pendidikan yang berdasar hati, selalu sabar dan tak henti untuk terus kreatif. Pembelajaran dengan cara yang berbeda seperti inilah yang nantinya bisa membuat anak berkesulitan belajar mampu mengeksplorasi bakat dalam dirinya.
Seperti diketahui, anak berkesulitan belajar mengalami satu atau beberapa hambatan, seperti kesulitan membaca (disleksia), kesulitan menulis (disgrafia), kesulitan menghitung (diskalkulia), rentang konsentrasi yang terbatas (ADD, attention defisit disorder) dan hiperaktif (ADHD, attention defisit hyperactivity disorder) dengan tingkat kecerdasan normal atau di bawah normal.
Hambatan ini tentu saja harus segera ditangani secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Sebab, tidak saja mempengaruhi prestasi akademik di sekolah, namun bisa dipastikan akan mengganggu proses penyesuaian mereka secara sosial. Dan, sangat mungkin akan menjadi lebih kompleks tatkala mereka menginjak jenjang pendidikan di sekolah lanjutan.
Pengetahuan orangtua, sebagai orang paling dekat, akan sangat mendukung upaya mendeteksi hambatan anak sedini mungkin. Karena itu, orangtua sebaiknya melakukan penanganan dan pendampingan secara konsisten hingga jenjang sekolah lanjutan bahkan mungkin ke jenjang yang lebih tinggi. Karena, pada dasarnya anak-anak tersebut membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari orangtua untuk menyesuaikan dan mengembangkan diri dengan tepat secara sosial dan akademik.
Begitu pentingnya pola penanganan anak berkesulitan belajar melalui pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah, membuat Yayasan Pantara menggelar seminar dan workshop bagaimana mendidik dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak berkesulitan belajar. Sejauh ini Pantara berada di garda depan dalam mempersiapkan generasi bangsa melalui sekolah dasar khusus yang dikelolanya.
Seminar yang dilangsungkan di Gedung Rajawali Nusantara Indonesia, Jalan Denpasar, Mega Kuningan, Jakarta tersebut membahas banyak hal terkait penanganan anak berkesulitan belajar agar memperoleh masa depan yang cerah. Beberapa pembicara yang sangat berpengalaman membeberkan beberapa persoalan anak berkesulitan belajar dan memberikan solusi penanganannya.
Salah seorang pembicara, Dr. Lucia RM Royanto, Msi, MspEd, Psi, menjabarkan beberapa strategi yang perlu diajarkan kepada anak berkesulitan belajar dalam menyongsong bangku sekolah lanjutan. Yaitu menguji anak (pretes) dan mintakan komitmen, mengajarkan strategi belajar yang sesuai bagi anak agar meniru strategi dan mempraktekkan strategi secara verbal, lalu anak mempraktekkan dan memperoleh umpan balik sehingga mampu menggunakan strategi belajarnya.
Selain itu, orangtua juga perlu mengenali anak, mengenali dirinya sendiri dan mendidik dirinya sendiri. Yang tak kalah penting, orangtua harus belajar berempati,dengan mulai belajar mendengarkan dan melakukan penyesuaianpenyesuaian. Orangtua juga perlu membina kerjasama dengan sekolah, mengetahui perasaan anak melalui komunikasi, memperbincangkan berbagai kemungkinan/ alternatif, mengarahkan pada tujuan akhir dan menghindari kecenderungan membandingbandingkan.
Dari sini, orangtua dapat memetakan kekuatan dan kelemahan anaknya dengan memahami sisi kekuatan, kemampuan, kegiatan yang disukai, keterampilan interpersonal serta memotivasinya. Dari peta yang telah dibuat, orangtua membuat langkah-langah perbaikan. Misalnya, jika anak sulit membuat rencana, ajarkan untuk membuat rencana jangka panjang. Jika anak kurang mampu membuat prioritas, ajarkan mencatat tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan yang ada. Jika anak sulit sewaktu ulangan, berikan waktu ekstra untuk latihan.
Orangtua dapat pula menggunakan beberapa langkah praktis lain, seperti memeriksa agenda (tetapi jangan terus menerus), mengatur waktu belajar, mengajar anak untuk terbiasa dengan goal dan arahan dengan membuat catatan kecil. Lalu memantau tugas-tugas sekolah, mengikutkannya dalam les privat, membatasi nonton televisi, memberinya kegiatan waktu luang yang menyenangkan, serta jangan lupa memberikan pujian.
posting by
uns solo
abdeeslank@rocketmail.com
bagi Anak Berkesulitan Belajar
Teks: Nanan Isman salman
Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar tak bisa dianggap sepele. Pola penanganan yang tidak tepat bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak. Secara umum, anak berkesulitan belajar membutuhkan pola lain agar bisa berkembang, yaitu melalui pendidikan yang berdasar hati, selalu sabar dan tak henti untuk terus kreatif. Pembelajaran dengan cara yang berbeda seperti inilah yang nantinya bisa membuat anak berkesulitan belajar mampu mengeksplorasi bakat dalam dirinya.
Seperti diketahui, anak berkesulitan belajar mengalami satu atau beberapa hambatan, seperti kesulitan membaca (disleksia), kesulitan menulis (disgrafia), kesulitan menghitung (diskalkulia), rentang konsentrasi yang terbatas (ADD, attention defisit disorder) dan hiperaktif (ADHD, attention defisit hyperactivity disorder) dengan tingkat kecerdasan normal atau di bawah normal.
Hambatan ini tentu saja harus segera ditangani secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Sebab, tidak saja mempengaruhi prestasi akademik di sekolah, namun bisa dipastikan akan mengganggu proses penyesuaian mereka secara sosial. Dan, sangat mungkin akan menjadi lebih kompleks tatkala mereka menginjak jenjang pendidikan di sekolah lanjutan.
Pengetahuan orangtua, sebagai orang paling dekat, akan sangat mendukung upaya mendeteksi hambatan anak sedini mungkin. Karena itu, orangtua sebaiknya melakukan penanganan dan pendampingan secara konsisten hingga jenjang sekolah lanjutan bahkan mungkin ke jenjang yang lebih tinggi. Karena, pada dasarnya anak-anak tersebut membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari orangtua untuk menyesuaikan dan mengembangkan diri dengan tepat secara sosial dan akademik.
Begitu pentingnya pola penanganan anak berkesulitan belajar melalui pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah, membuat Yayasan Pantara menggelar seminar dan workshop bagaimana mendidik dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak berkesulitan belajar. Sejauh ini Pantara berada di garda depan dalam mempersiapkan generasi bangsa melalui sekolah dasar khusus yang dikelolanya.
Seminar yang dilangsungkan di Gedung Rajawali Nusantara Indonesia, Jalan Denpasar, Mega Kuningan, Jakarta tersebut membahas banyak hal terkait penanganan anak berkesulitan belajar agar memperoleh masa depan yang cerah. Beberapa pembicara yang sangat berpengalaman membeberkan beberapa persoalan anak berkesulitan belajar dan memberikan solusi penanganannya.
Salah seorang pembicara, Dr. Lucia RM Royanto, Msi, MspEd, Psi, menjabarkan beberapa strategi yang perlu diajarkan kepada anak berkesulitan belajar dalam menyongsong bangku sekolah lanjutan. Yaitu menguji anak (pretes) dan mintakan komitmen, mengajarkan strategi belajar yang sesuai bagi anak agar meniru strategi dan mempraktekkan strategi secara verbal, lalu anak mempraktekkan dan memperoleh umpan balik sehingga mampu menggunakan strategi belajarnya.
Selain itu, orangtua juga perlu mengenali anak, mengenali dirinya sendiri dan mendidik dirinya sendiri. Yang tak kalah penting, orangtua harus belajar berempati,dengan mulai belajar mendengarkan dan melakukan penyesuaianpenyesuaian. Orangtua juga perlu membina kerjasama dengan sekolah, mengetahui perasaan anak melalui komunikasi, memperbincangkan berbagai kemungkinan/ alternatif, mengarahkan pada tujuan akhir dan menghindari kecenderungan membandingbandingkan.
Dari sini, orangtua dapat memetakan kekuatan dan kelemahan anaknya dengan memahami sisi kekuatan, kemampuan, kegiatan yang disukai, keterampilan interpersonal serta memotivasinya. Dari peta yang telah dibuat, orangtua membuat langkah-langah perbaikan. Misalnya, jika anak sulit membuat rencana, ajarkan untuk membuat rencana jangka panjang. Jika anak kurang mampu membuat prioritas, ajarkan mencatat tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan yang ada. Jika anak sulit sewaktu ulangan, berikan waktu ekstra untuk latihan.
Orangtua dapat pula menggunakan beberapa langkah praktis lain, seperti memeriksa agenda (tetapi jangan terus menerus), mengatur waktu belajar, mengajar anak untuk terbiasa dengan goal dan arahan dengan membuat catatan kecil. Lalu memantau tugas-tugas sekolah, mengikutkannya dalam les privat, membatasi nonton televisi, memberinya kegiatan waktu luang yang menyenangkan, serta jangan lupa memberikan pujian.
posting by
uns solo
abdeeslank@rocketmail.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Category
- ISLAM KU (1)
- keindahan AGAMAKU (1)
- perJALANan KU (1)
0 komentar:
Posting Komentar